🌗 Tujuan Kunjungan Rumah Ibu Hamil Resiko Tinggi
unukmendeteksi resiko tinggi ibu hamil adalah dengan menggunakan Kartu Sk or Poedji Rochjati (KSPR) (Saraswati dan Hariastuti, 2017). Untuk itu perlu dilakukan suatu pelatihan
58%) ibu hamil resiko tinggi tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Untuk meningkatkan kunjungan ibu hamil dan untuk mengetahui secara dini adanya resiko tinggi pada ibu hamil perlu dukungan keluarga dan kader kesehatan di desa. Kader kesehatan memiliki peranan yang sangat penting terhadap kelangsungan
TujuanAntenatal Care bagi Ibu Hamil 1. Menunjang Ibu untuk Bisa Mengalami Kehamilan yang Menyenangkan. Tidak bisa dipungkiri bahwasannya kehamilan membawa sejumlah ketidaknyamanan karena ketidakstabilan hormon di dalam tubuh ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil memerlukan pelayanan antenatal untuk bisa menekan gangguan selama kehamilan dengan
Melakukandeteksi dini ibu hamil resiko tinggi melalui skreening menggunakan KSPR 5. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan konseling edukatif tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas. 6. Mencatat hasil kegiatan 7. Menentukan jadwal kunjungan ulang. 8. Memberdayaan Ibu hamil, suami dan keluarga dalam pemantauan.
Pelayanankesehatan untuk Ibu Hamil, yaitu: • Ukur Tinggi Badan: Tinggi Badan diperiksa hanya pada K1 untuk mengetahui adanya faktor resiko pada ibu hamil. Bila < 145 cm: faktor risiko untuk panggul sempit • Timbang Berat Badan: Berat badan ibu hamil harus diperiksa pada tiap kali kunjungan.
Kunjunganibu hamil ke pelayanan kesehatan dianjurkan yaitu 2 kali pada trimester 1, 1 kali pada trimester II dan minimal 3 kali pada trimester III (Kemenkes, 2020). 2. Tujuan Antenatal Care Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal Care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap
PengertianKeperawatan Komunitas. Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil
Skriningpertama dilakukan untuk memisahkan kelompok ibu hamil tanpa resiko dari kelompok dengan faktor resiko. Resiko Tinggi Ibu hamil dengan faktor resikonya dapat diamati dan ditemukan sedini mungkin pada awal kehamilan pada ibu hamil yang masih sehat dan merasa sehat. Kemudian pada setiap kontak dilakukan skrining berulang, secara periodic
3 Melakukan screening pada ibu hamil yang resiko tinggi. Ibu yang termasuk golongan beresiko tinggi adalah : a. Umur terlalu muda (<16 tahun) atau terlalu tua (>35 tahun). b. Tinggi badan <145 cm c. Jarak antara kehamilan terlau dekat (<2 tahun) atau terlau lama (> 10 tahun) . d. Hamil dengan anemia e.
.
tujuan kunjungan rumah ibu hamil resiko tinggi