🦡 Nama Lain Tempat Duduk Umat Dalam Gereja
Rabu 29 Juni 2022 bertepatan dengan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus, Provinsi Indonesia menerima tambahan 10 anggota baru. Mereka adalah para Novis angkatan 2021/2022 yang baru saja menyelesaikan masa Novisiatnya. Hari ini orang-orang muda ini mengikrarkan Kaul Pertama mereka dalam Kongregasi Sang Penebus Mahakudus.
Demikianlahorang Kristen mengenal Tahun Liturgi. Di dalamnya dilihat bahwa peristiwa Kristus hadir kembali dalam kumpulan umat beriman dan dalam sakramen-sakramen Gereja. Dengan perayaan sakramen-sakramen itu, orang Kristen bergerak dan menuju suatu tujuan akhir, yakni hidup bersama Allah selamanya (bdk. SC.102).
Terkadangatas nama "partisipasi aktif" umat sendiri ikut menambahkan acara sendiri dalam perayaan Ekaristi, seperti tepuk tangan yang berlebihan, dramatisasi bacaan dan homili, atau memberikan salam damai sampai jauh dari tempat duduk. Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus dan Gereja sebagai "sakramen kesatuan," yakni umat kudus yang
Sebelumresmi menggabungkan diri dengan Gereja Methodis Injili, dibentuk formatur kepengurusan gereja, dan yang terpilih, dibeirtugas untuk mencari tempat yang menjadi kebutuhan gereja. Dalam hal ini kami selalu didampingi oleh Pdt. Dr. Joppie Rattu selaku Ketua Badan Musyawarah Gereja Methodis Injili dan sekaligus sebagai
kapasitastempat duduk umat untuk perayaan misa setiap hari minggu sejumlah 2.085 tempat duduk setiap hari minggu diadakan enam kali misa. Sedangkan pada Hari Raya Natal dan Paskah, ditambahkan tenda dan kursi di halaman depan Gereja serta aula sekolahan Katerina yang menampung umat sejumlah 1.838 orang. Sehingga jumlah total kapasitas tempat
Dalamsetiap perayaan misa dupa digunakan dalam: 1. Selama perarakan masuk imam dan para petugas liturgi. 2. Pada permulaan perayaan misa untuk menghormati salib dan altar. 3. Waktu ada perarakan dan pewartaan injil. 4. Sesudah roti dan anggur disiapkan di altar, bahan persembahan, salib dan.
PFPertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Umat (menyanyikan) Amin Melodi: Juswantori Ichwan 2021 PF Tuhan beserta saudara! Umat dan beserta saudara juga! PF Umat dipersilakan duduk KATA PEMBUKA (Duduk) Pnt Umat Tuhan terkasih, setelah absen selama 2 tahun, hari ini kita akan menyelenggarakan lagi Ibadah Inisiasi.
Silahkanduduk sepanjang Misa. Tidak perlu berdiri atau berlutut. Sangat baik jika di depan tempat duduk anda, terdapat meja yang dilengkapi dengan Salib dan lilin menyala. Ikutilah Misa dengan sungguh-sungguh secara penuh. Sebagaimana Misa di Gereja, buatlah tanda Salib pada awal dan akhir Misa.
Lewatsabda-Nya, Kristus sendiri hadir di tengah-tengah umat beriman.[*] Sabda Allah itu diresapkan oleh umat dalam keheningan dan nyanyian, dan diimani dalam syahadat. Setelah dikuatkan dengan sabda, umat memanjatkan permohonan-permohonan dalam doa umat untuk keperluan seluruh Gereja dan keselamatan seluruh dunia. 56.
.
Prinsip-Prinsip dan Perabot Pada Gereja Katolik Prinsip-prinsip ruang dan perabot dalam Geraja Katolik telah ditentukan oleh kongregasi dalam Institutio Generalis Missalis Romawi abad V pada tahun 1969, yang menetapkan bahwa dalam sebuah Gereja Katolik harus terdapat fasilitas ibadah yang berupa peralatan dan perabot. Dalam sebuah Gereja Katolik memiliki pembagian ruang dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut Windhu, 1997 dalam Malino, 2012. A. Panti Imam Panti Imam adalah tempat Imam memimpin perayaan liturgi. Di Panti Imam terdapat altar, mimbar, kredes, tempat duduk imam serta para pembantunya prodiakon paroki, misdinar, dan petugas lainnya, tebernakel, dan lampu Tuhan. Windhu, 1997. Gambar Susunan Panti Imam Sumber Windhu, 1997 Tinggi panti Imam dari lantai panti umat untuk gereja yang memiliki jemaat antara 800 sampai 1000 orang adalah kira-kira 90 cm Suptandar 130. 36 Upaya peninggian lantai ini dilakukan dengan tujuan dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi dalam ruang dan dapat member karakter yang dapat memperjelas sifat ruang. Dengan adanya perbedaan ketinggian lantai panti Imam ini serta material pada bangunan Gereja dapat memberi pesan khidmat. Sedangkan untuk menjadikan ruangan tampak agung dapat menggunakan warna formal Malino, 2012. Altar Dalam Gereja lama, kata altar dipakai untuk menunjuk pada meja ekaristi Perjamuan Kudus Wellem 25. Altar utama merupakan pusat seluruh gedung Gereja, berupa meja besar untuk mengadakan perayaan Ekaristi dan kegiatan liturgi yang lain. Altar harus lebih tinggi dari panti umat karena selain untuk memudahkan umat melihat dan mengikuti jalannya perayaan, juga mengingatkan umat kepada bukit Kalvari tempat Yesus disalibkan. Sehingga daerah panti Imam ini memiliki anak tangga berjumlah tiga yang melambangkan Allah Tritunggal. Altar sebagai meja perjamuan juga untuk mengingatkan kepada perjamuan terakhir Yesus dengan murid murid- Nya. Altar sebagai meja perjamuan ditutup dengan kain putih seperti meja makan Windhu, 1997. Meja altar memiliki panjang maksimum 3,6 m dan tinggi 97,5 cm Sleeper, 1995 dalam Malino, 2012. 37 Gambar Dimensi Altar Sumber de Chiarra, 2007 Tabernakel Tempat terbaik untuk menyimpan Sakramen Mahakudus yaitu sebuah lemari kecil dari bahan yang kuat dan pantas. Biasanya Sakramen Mahakudus sudah dimasukkan dalam sibori yang ditudungi kain kuning atau kuning keemasan Malino, 2012. Gambar Tabernakel 38 Lampu Tuhan Disebut juga lampu suci, merupakan lampu merah yang terus menyala dekat tabernakel sebagai tanda bahwa di dalamnya tersimpan Sakramen Mahakudus. Sebutan Lampu Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan hadir dalam sakramen Mahakudus tersebut. Dulu lampu harus berasal dari minyak zaitun namun sekarang tidak diharuskan karena sulit mendapatkannya, bahkan banyak Gereja menggunakan listrik Malino, 2012. Gambar Lampu Tuhan Sumber http/ Sedilia Sedilia merupakan tempat duduk Imam dan para pembantunya para prodiakon misdinar dan konselebran Malino, 2012. Gambar Dimensi selidia Sumber de Chiarra, 2007 39 Mimbar Merupakan tempat untuk membacakan bacaan kitab suci perjanjian lama, surat rasul, atau epistola, dan injil, berkotbah, pembacaan mazmur, pembacaan doa umat, dan pengumuman Malino, 2012. Gambar Dimensi Mimbar Kecil dan Mimbar Besar Sumber de Chiarra, 2007 Kredens Merupakan meja kecil tempat diletakkannya piala, purificatorium, palla, corporal, patena, sibori, monstrans, ampul berisi air dan anggur, serta lavabo Malino, 2012. Gambar Dimensi Kredens Sumber Sleeper, 1995 40 B. Panti Umat Panti umat adalah tempat beribadah umat, karena itu pada daerah ini disediakan banyak fasilitas tempat duduk, yang biasanya dilengkapi tempat untuk berlutut supaya umat dapat mengikuti tata cara liturgi ibadah yang sudah ditetapkan Malino, 2012. Gambar Dimensi Kursi Umat Sumber de Chiarra, 2007 Lebar kursi 45 cm untuk ukuran minimum tidak direkomendasikan. 50 cm untuk ukuran yang baik, sedangkan 55 cm untuk ukuran yan terbaik Sleeper 299. Jarak sirkulasi yang baik antara kursi dengan dinding 1,2m sedangkan untuk sirkulasi utama menuju ke altar adalah 1,8m. C. Tempat Koor Tempat khusus bagi para petugas yang membawakan lagu-lagu selama perayaan liturgi Dulu tempat koor berada di balkon supaya suaranya dapat terdengar kuat dan bagus, namun sekarang bisa berada di samping kiri atau kanan 41 altar bahkan ada yang menjadi satu dengan umat dengan maksud lebih menggiatkan partisispasi umat dalam bernyanyi Malino, 2012. Gambar Tempat Koor Sumber Windhu, 1997 D. Kamar Pengakuan Kamar pengakuan adalah tempat menerima Sakramen Tobat. Ruang ini terbagi atas dua ruang bersekat kasa, masing-masing untuk Imam dan pengakuan dosa. Di dalamnya biasanya terdapat salib dan bangku untuk berlutut. Kamar pengakuan ini biasanya terletak di sayap kanan dan kiri bagian dalam Gereja. Biasanya ada lebih dari satu kamar Malino, 2012. Gambar Ruang Pengakuan Sumber Windhu, 1997 42 E. Balkon Merupakan ruang di bagian depan Gereja. Dahulu, balkon digunakan untuk tempat koor supaya suara lantang memenuhi gedung Gereja. Balkon yang tidak digunakan untuk koor, dipakai untuk tempat duduk umat Malino, 2012. Gambar Balkon Pada Gereja Sumber Windhu, 1997 F. Portal dan Bejana Air Suci Portal atau gerbang adalah sekat papan atau pertisi yang terdapat setelah memasuki pintu utama gereja, sehingga umat tidak terlihat dari luar Windhu, 1997, 22. Bejana air suci berisi air yang sudah diberkati, biasanya di letakkan dekat pintu supaya dapat digunakan waktu masuk atau keluar Gereja Malino, 2012. 43 Gambar Portal dan Tempat Air Suci Sumber Windhu, 1997 G. Perlengkapan Gereja Salib Salib adalah perlengkapan Gereja yang tidak pernah dilupakan. Setiap umat mengadakan kegiatan liturgi dan ibadah yang lain, salib selalu hadir di sana. Salib biasanya didampingi lilin-lilin yang sudah dinyalakan dan diletakkan di atas meja altar atau dipasang di dekat altar yang dikenak dengan salib duduk. Salib duduk memiliki ukuran tinggi 18cm-30cm . Ada juga salib yang besar di belakang altar menempel pada dinding dengan ukuran tinggi 60cm-200cm Perbandingan antara tinggi dan lebar Salib adalah 21. Windhu, 1997. 44 Gambar Salib Duduk Sumber Windhu, 1997 Patung Yesus Patung Yesus biasanya berukuran cukup besar tinggi rata-rata 60cm-200cm sehingga bisa dengan mudah dilihat umat yang hadir di gereja. Patung Yesus biasanya diletakkan di samping kanan altar Windhu, 1997. Gambar Patung Yesus Sumber Windhu, 1997 Patung Maria Patung Maria juga berukuran besar tinggi rata-rata 60cm-200cm dan biasanya diletakkan di samping kiri altar. Di sekitar patung Maria biasanya disediakan tempat bagi umat yang ingin mempersembahkan lilin supaya permohonannya dikabulkan. Baik patung Yesus maupun Maria berfungsi 45 sebagai sarana pembantu umat untuk berjumpa dengan Tuhan sendiri Windhu, 1997. Gambar Patung Maria Sumber Windhu, 1997 Gambar dan Relief Jalan Salib Gambar dan relief jalan salib dapat dipastikan ada di setiap Gereja. Jumlahnya sebanyak 14 buah. Pada saat tertentu umat mengadakan kebaktian jalan salib di gereja dengan bantuan gambar atau relief tersebut. Biasanya gambar atau relief jalan salib dipasang pada dinding-dinding Gereja. Yang berupa gambar biasanya merupakan lukisan, sedangkan yang berupa relief merupakan pahatan dari batu ataupun kayu. Windhu, 1997. Gambar Jalan Salib Sumber Windhu, 1997 46 Patung Santo/Santa Biasanya paroki memakai nama pelindung seorang Santo atau Santa. Gambar atau Patung Santo / Santa pelindung di letakkan di depan Gereja. Kadang –kadang gambarnya diwujudkan dalam lukisan pada dinding kaca di bagian depan Gereja. Maksud penggunaan nama Santo / Santa pelindung supaya umat paroki mendapat perlindungan dan dapat mewarisi semangat hidup yang suci, karena Santo / Santa menjadi teladan hidup suci Windhu, 1997. Gambar Patung Santo/Santa Sumber Windhu, 1997 Organ Organ merupakan alat musik tekan yang digunakan untuk mengiringi koor atau setiap lagu yang dinyanyikan saat ibadah Malino, 2012. Gong dan Kelinting Gong merupakan salah satu alat bunyi gemelan yang di pasang dekat altar. Bersama bel atau kelinting, gong dipakai untuk memberi tanda konserkrasi. 47 Maksud menggunakan bunyian-bunyian adalah untuk menciptakan suasana hening khusyuk dan penuh perhatian di beberapa Gereja gong atau kelinting dibunyikan untuk mengawali dan mengakhiri Doa Syukur Agung Windhu, 1997. Gambar Gong dan Kelinting Sumber Windhu, 1997 Lonceng Lonceng adalah alat bunyi yang biasa digunakan untuk mengiringi ibadat sebagai tanda kegembiraan. Lonceng dibunyikan pada saat-saat tertentu untuk mengundang umat mengadakan ibadah, maka perlu suaranya nyaring dan meluas sampai jauh. Lonceng dianggap benda keramat yang tidak boleh dibunyikan sembarangan Windhu, 1997. Gambar Lonceng 48
GEREJA SANTA ODILIA – CITRA RAYA TUGAS POKOK TATA LAKSANA KETENTUAN UMUM PROSEDUR TUGAS TATA LAKSANA Penjelasan I. TUGAS POKOK TATA LAKSANA Membantu dan mengarahkan umat yang hadir untuk menempati tempat duduk. Menjaga agar misa berjalan dengan tertib, lancar dan aman. Mengedarkan dan mengumpulkan kembali kantong kolekte pada waktu persembahan. Mengatur umat agar tertib pada waktu penerimaan komuni. II. KETENTUAN UMUM Setiap lingkungan mendapat tugas Tata Laksana secara periodik dan bergiliran, sesuai jadwal yang dibuat oleh Seksi Liturgi. Pada misa khusus atau misa besar tugas Tata Laksana dilakukan oleh wilayah atau gabungan beberapa lingkungan, atau Komponen Gereja/Kelompok Kategorial. Petugas Tata Laksana adalah pria/wanita dewasa dan remaja, dengan usia minimum 15 tahun. kecuali misa khusus anak-anak Petugas berpakaian sopan dan rapi, dianjurkan memakai seragam atas putih bawah hitam/gelap, atau seragam khusus dari Lingkungan masing-masing/kelompok kategorial, dan dihimbau untuk memakai sepatu, jangan memakai sandal. Jumlah petugas pada setiap kali misa hendaknya mencukupi, minimal 12 orang Petugas harus hadir lebih awal, + 30 menit sebelum misa dimulai Pada waktu bertugas, agar ditentukan seorang sebagai koordinator Tata Laksana, Boleh ketua lingkungan, seksi liturgi Lingkungan atau orang lain yang ditunjuk Sesuai kesepakatan. Koordinator Tata Laksana mengatur penempatan lokasi masing-masing petugas, memberikan arahan tugas, dan mengkoordinir petugas agar Tugas Pokok Tata Laksana bisa berjalan dengan baik. Petugas menempati lokasi-lokasi yang telah ditentukan oleh koordinator, dan dihimbau untuk tidak berdiri berjajar di belakang deretan bangku paling belakang. Meminta umat untuk mematuhi beberapa himbauan/peringatan/panduan yang dipasang diseputar gereja. misal matikan handphone, meminta anak-anak tidak berlarian dll Petugas agar menempati duduk yang khusus yang telah disediakan kiri kanan dan belakang ketika Misa sudah dimulai. Menyiapkan petugas untuk komentator sebelum misa dimulai dilaksanakan 5 menit sebelum dimulai Misa III. PROSEDUR TUGAS TATA LAKSANA A. SEBELUM MISA Persiapan – Mengenakan tanda petugas badge yang sudah disediakan. Sesuaikan dengan warna liturgi bila sudah tersedia – Mengambil kantong kolekte dari tempat penyimpanan, dan menyiapkan kantong secara berpasangan warna merah & Maroon dan yakinkan bahwa kantong dalam kondisi baik tidak bolong. – Mendistribusikan kantong kolekte ke tiap kelompok tempat duduk termasuk juga diatas, samping kiri kanan pada hari besar Membantu dan mengarahkan umat ke tempat duduk – Pada setiap pintu masuk, 1-2 orang petugas menyambut umat yang hadir dengan senyum ramah dan sopan dihimbau untuk menyapa umat, sambil mempersilahkan/mengarahkan umat menuju ke deretan tempat duduk yang masih kosong dari bagian depan. – Petugas yang lain berdiri di koridor, lorong antara deretan tempat duduk, untuk membantu dan mengarahkan umat mencari tempat duduk yang kosong. – Petugas mengatur agar satu deretan tempat duduk berisi maksimal 7 orang. Apabila tempat duduk sudah penuh maka petugas memberitahu kepada petugas di pintu agar umat jangan lagi diarahkan ke lokasi tersebut. – Secara umum prioritas umat agar diarahkan memenuhi tempat duduk di dalam gereja penuhi dari kursi depan, apabila tidak mencukupi maka diarahkan ke tempat yang tersedia lantai 2 atau kiri kanan gereja dengan tetap menjaga ketertiban. – Prioritas juga diberikan kepada umat lansia dan penyandang cacat agar bisa mendapatkan tempat duduk yang baik. B. SELAMA MISA BERLANGSUNG Mengarahkan umat yang datang terlambat Jika ada umat yang datang terlambat, petugas yang berdiri di pintu masuk mengarahkan dan membimbing umat untuk mendapatkan tempat duduk dan usahakan jangan mengganggu jalannya misa atau umat lain. Petugas membimbing umat untuk masuk dari koridor samping belakang jangan dari koridor tengah/depan altar untuk diarahkan ke ruang atas, karena akan menggangu kekhidmatan misa. Apabila sudah memasuki bacaan Injil Maka umat yang terlambat tidak perlu dibimbing lagi, hal ini untuk memberikan edukasi agar umat tidak datang terlambat. Berikan informasi apabila tempat duduk sudah penuh. Menjaga ketertiban dan kekhidmatan misa Selama misa berlangsung, apabila dirasakan ada anak- anak yang mengganggu kekhidmatan misa, terutama yang berada diluar gedung gereja, misalnya berlari-lari an, membawa mainan atau makanan yang mengganggu, maka petugas berhak untuk mengingatkan, dan jika terpaksa harus menegur orang tuanya, maka hendaknya dilakukan dengan baik dan sopan. Membantu umat yang membutuhkan pertolongan kesehatan darurat, dan mengantarkan ke klinik kesehatan di gedung Damian C. SAAT PERSEMBAHAN Pada waktu persembahan, petugas menjalankan/mengedarkan kantong kolekte. Petugas berdiri di koridor samping, jangan di koridor tengah/depan altar dengan tujuan agar tidak mengganggu kekhidmatan misa ataupun prosesi persembahan. Sementara kolekte berlangsung, Para petugas yang ditunjuk mengantarkan persembahan agar bersiap-siap dibelakang yang akan dibantu oleh putri sakristi note kotak diisi oleh petugas tatalaksana dan umat Berjalan ke altar bersama dengan putra altar dan kembali dengan tangan di depan dada, berjalan tegap tidak tergesa-gesa. Masukkan kantong kolekte yang sudah terisi ke dalam keranjang penampungan, dan tutuplah keranjang penampungan setelah semua kantong terkumpul. Keranjang penampungan yang sudah terisi uang persembahan, diantar oleh 4 petugas dengan berjalan tegap tidak tergesa-gesa ke depan altar dengan satu tangan di depan dada, sesampai didepan altar bungkukkan badan dengan penuh hormat ke altar secara bersamaan dan letakan di depan mimbar lektor & pemazmur dan kembali ke depan altar dan membungkukkan badan kembali secara bersamaan dan kembali kebelakang dengan didahului oleh petugas yang berada ditengah dengan tertib berbaris dengan kedua tangan berada di depan dadasikap tangan tertutup seperti berdoa. contoh sikap akan diberikan oleh “sie tatalaksana” SAAT KOMUNI Untuk titik komuni diluar gereja, prodiakon dijemput dengan cara menunggu di dekat pintu, tidak perlu menjemput sampai ke dekat altar, kemudian mengantar prodiakon sampai ke titik pembagian komuni yang telah di tentukan, prioritaskan untuk tempat yang jauh terlebih dahulu misalkan ruang atas, kemudian samping kiri dan kanan gereja Petugas didalam gereja maupun diluar gereja mengatur umat dalam barisan yang rapi dan bergiliran agar penerimaan komuni berjalan dengan tertib dan lancar. Prioritaskan umat yang menggunakan kursi roda atau penyandang cacat lainnya yang tidak bisa mengantri, dengan memberitahukan ke prodiakon. Apabila prodiakon sudah selesai memberikan komuni di satu titik, dan di tempat lain masih ada yang belum selesai, maka petugas mengarahkan prodiakon untuk membantu di titik lain yang antrian umatnya masih cukup panjang. SESUDAH MISA Memeriksa bangku-bangku, jika ada barang milik umat yang tertinggal maka barang tersebut dititipkan di sekretariat gereja untuk diurus lebih lanjut. Jika gereja masih banyak umat dan dipandang perlu, maka petugas boleh mengumumkan melalui pengeras suara. Mengambil kotak kolekte kayu di altar, dan menyatukan isi persembahan dengan isi kantong kolekte lainnya untuk dibawa ke ruangan yang telah disediakan untuk dihitung jumlahnya dan diserahkan ke bendahara gereja. Mengumpulkan kantong kolekte untuk dikembalikan ketempat yang telah disediakan untuk disimapan kembali untuk persiapan misa berikutnya Kembalikan tanda petugas badge dan kumpulkan di tempat yang sudah disediakan. Membantu mengembalikan kursi/bangku plastik yang dipergunakan umat ke tempat semula.
nama lain tempat duduk umat dalam gereja