đȘ Berikut Hasil Akhir Dari Teknologi Konstruksi Kecuali
Sebenarnyateknologi gedung bertingkat didunia telah lama dikenal, bahkan ada beberapa gedung yang tinggi dan terkenal yang telah dapat diselesaikan dibeberapa negara, seperti: Penyedia Jasa diwajibkan menjamin semua risiko kerusakan atau kerugian yang terjadi dalam proses pembangunan atau konstruksi (kecuali beberapa risiko saja yang
infosoal pretes ukg mapel teknologi pengolahan hasil pertanian soal pretes ukg mapel teknologi pengolahan hasil pertanian Di akhir pembelajaran guru mengajak peserta didiknya menyimpulkan pembelajaran yang baru saja dialami peserta didik. Perhatikan KD berikut! KD 3.4. Menggali informasi dari teks dongeng tentang kondisi alam dengan
Berikutini beberapa pengetahuan dan teknologi yang diciptakan oleh bangsa Yunani Kuno; menciptakan perahu layar, membuat peralatan dari tanah liat, menghasilkan karya arsitektur yang besar dan megah, mengembangkan industri perdagangan, menghasilkan karya-karya dari logam. 4. Filsafat. Hasil pemikiran dan karya-karya filsafat bangsa Yunani Kuno
PengumumanHasil Seleksi Akhir Petugas Long Form SP2020 BPS Kota Lubuklinggau. Hasil seleksi akhir petugas dapat dilihat pada link berikut: Hasil Seleksi Akhir Petugas Long Form SP2020 BPS Kota Lubuklinggau.. Selengkapnya. KEGIATAN STATISTIK. Menampilkan 1-10 dari 20 hasil. Judul Tanggal; Antusiasme Pegawai BPS Kota Lubuklinggau Mengikuti
Dalamtiga tahun terakhir telah terlaksana pembangunan 9.048 unit rumah susun, atau berarti 3.000 unit rusunawa setiap tahunnya (97% dari seluruh rusun selama 3 tahun terakhir), terutama dengan adanya program pembangunan sejuta rumah yang dicanangkan oleh pemerintah dan sebagian besar mengadopsi teknologi dan sistem beton pracetak (Sijabat dan
2 Metode Pengakuan Pendapatan. Secara umum pengakuan pendapatan diakui jika telah terealisasi atau dapat direalisasi dan, telah dihasilkan, pendekatan ini sering kali dianggap sebagai prinsip pengakuan pendapatan. Menurut Kieso et al., (2008), pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika produk (barang dan jasa), barang dagang atau
Sebutkantiga contoh hasil akhir dari tekonologi konstruksi. Question from @Riskifauziyah - Sekolah Menengah Pertama - Bahasa lain Apa fungsi dari gambar seketsa Sebutkan tiga contoh hasil dari teknologi konstruksi Answer. Recommend Questions. hikmah7340 May 2021 | 0 Replies . apa wae keng kudu digatekake yen arep nggawe tembang pangkur
Pelaksanakonstruksi adalah penyedia jasa pembangunan konstruksi dengan fungsi kerja yang meliputi persiapan lapangan, pembangunan, hingga penyerahan hasil konstruksi yang sudah menjadi bentuk bangunan atau lainnya. Umumnya pekerjaan ini disebut juga dengan Kontraktor Konstruksi. 3. Pengawasan konstruksi
Kewajibandan Tanggung Jawab Penyedia Jasa Konstruksi Tanggung jawab dalam pelaksanaan jasa kontruksi dalam hal ini berkaitan dengan kegagalan bangunan, Menurut Pasal 1 angka (10) UU No.2/2017 bahwa Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi.
. Skip to content BerandaFitur LengkapHargaPrivate CloudLoginCoba Gratis Teknologi Konstruksi Pengertian, Perkembangan dan 4 Jenisnya Teknologi Konstruksi Pengertian, Perkembangan dan 4 Jenisnya Teknologi konstruksi saat ini terus mengalami peningkatan dan terus berkembang seiring dengan banyaknya pembangunan berbagai gedung bertingkat ataupun infrastruktur. Terlebih lagi, semakin hari kita melihat adanya banyak pembangunan, khususnya di daerah kota-kota besar. Untuk itu, terdapat beberapa jenis teknologi konstruksi yang saat ini sudah banyak digunakan di berbagai daerah pedesaan untuk keperluan bisnis dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan pembangunan. Beragam terobosan baru pun saat ini sudah banyak dilakukan, yakni dengan menggunakan software dengan teknologi digital yang digunakan agar bisa mengoperasikan berbagai peralatan berat, sehingga bisa berjalan lebih efisien. Agar lebih jelas lagi tentang teknologi konstruksi, mari simak penjelasan di bawah ini. Pengertian Teknologi Konstruksi Teknologi konstruksi adalah suatu teknologi yang digunakan dan juga disesuaikan dengan apa saja yang ingin dipergunakan, khususnya dalam bidang sarana dan prasarana. Teknologi konstruksi adalah ilmu terapan yang digabungkan dengan berbagai ilmu lain agar bisa menyelesaikan masalah sehari-hari di dalam kehidupan manusia. Salah satu hasil dari adanya teknologi konstruksi adalah hunian ataupun rumah. Lalu, sering dengan perkembangan teknologi, saat ini sudah banyak muncul gedung bertingkat, villa, hotel, dan berbagai gedung mewah lainnya. Selain bangunan, saat ini pun banyak sekali kita temukan pembangunan jalan di berbagai daerah. Hal tersebut juga adalah salah satu hasil dari adanya perkembangan teknologi konstruksi. Sebelumnya, manusia hanya menggunakan berbagai bahan yang berasal dari alam agar bisa membangun rumah, jalanan, jembatan, dan berbagai sarana prasarana lain agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Perkembangan teknologi konstruksi yang terjadi saat ini tentunya mampu mempercepat dan juga memudahkan pekerjaan manusia. Hal ini berdampak pada semakin banyaknya konstruksi yang terjadi di berbagai kota besar. Bila sebelumnya hanya ada bangunan satu atau dua lantai saja, maka saat ini kita bisa melihat ada puluhan lantai dengan desain yang unik dan menarik. Belum lagi berbagai proyek jalan dan berbagai konstruksi lainnya yang semakin hari semakin berkembang dengan pesat. Baca Juga Teknologi Adalah Suatu Hal yang Melekat dalam Kehidupan Manusia, Ini Jenisnya! Kemajuan teknologi konstruksi Teknologi konstruksi tidak hanya terlihat dari berbagai bahan yang digunakannya saja. Tapi juga dari berbagai alat yang digunakan untuk membuat produk konstruksi yang saat ini semakin berkembang. Sebelumnya, berbagai alat yang digunakan untuk membuat berbagai bangunan konstruksi masih bersifat sederhana, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses pengerjaannya. Tapi dewasa ini, sudah banyak berbagai alat pertukangan yang menggunakan teknologi canggih, sehingga mampu mempermudah dan mempercepat proses pengerjaan konstruksi bangunan. Contohnya, dulu kegiatan pencampuran semen dengan berbagai bahan lainnya hanya bisa kita lakukan dengan menggunakan tenaga manusia, namun saat ini kegiatan tersebut sudah bisa dibantu dengan menggunakan alat molen. Alat tersebut menggunakan teknologi mesin yang canggih, sehingga mampu mencampurkan adonan semen hingga 50 kg banyaknya. Tentunya hal ini mampu membantu manusia dalam mempercepat dan juga memudahkan pekerjaannya. Dengan adanya perkembangan alat dan juga bahan konstruksi yang saat ini semakin baik, maka bentuk konstruksi yang ada juga sudah semakin beragam, khususnya yang terjadi di berbagai kota besar di Indonesia. Tapi, karena adanya kemajuan teknologi konstruksi yang terjadi saat ini, tempat tinggal manusia sudah bisa mencapai puluhan lantai dengan bentuk yang sangat banyak dan unik. Perkembangan infrastruktur pun mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bila sebelumnya kita belum bisa membayangkan adanya jalan layang, bandar udara, gedung apartemen hingga puluhan lantai yang tinggi dengan bentuknya yang sangat beragam, maka kini kita sudah bisa melihatnya dengan mudah di mana saja. Untuk itu, kita harus bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas akal dan juga pemikiran yang sudah diberikan oleh-NYA, sehingga manusia saat ini mampu berpikir dan membuat berbagai teknologi yang sangat canggih luar biasa. Fungsi Teknologi Konstruksi Selain berguna untuk menunjang sarana dan prasarana manusia, fungsi lain dari teknologi konstruksi adalah mampu memberikan dukungan pada semua pekerjaan dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan kegiatan manusia. Diharapkan, penerapan teknologi ini bisa memberikan kemudahan dalam berbagai bentuk konstruksi, seperti misalnya jalanan, jembatan, atau rel kereta. Umumnya, suatu negara akan mendorong peningkatan pemanfaatan teknologi ini agar bisa mencapai efisiensi yang tinggi dan juga kualitas produk yang lebih baik di masa depan. Salah satu prinsip fundamental dari teknologi konstruksi adalah penerapan BIM Building Information Modeling atau yang saat ini dikenal dengan teknologi konstruksi berdasarkan industri Berikut ini adalah berbagai fungsi utama dari adanya teknologi konstruksi Memudahkan proses pembangunan gedung, apartemen, dan juga rumah menggunakan teknologi yang baik serta berkualitas tinggi Mempermudah dan mendukung pekerjaan serta kegiatan manusia dalam membuat toko, gedung, kantor dan berbagai pembangunan lainnya. Memudahkan proses transportasi serta komunikasi, seperti untuk proses pembangunan infrastruktur rel kereta api, jalanan, dan juga jembatan. Jenis Teknologi Konstruksi Proyek konstruksi yang dibuat dengan menggunakan teknologi bisa kita bagi menjadi empat jenis, yaitu 1. Proyek Konstruksi Bangunan untuk Pemukiman atau Perumahan Berbagai proyek pembangunan seperti hotel, tempat tinggal, villa, dan apartemen adalah proyek konstruksi yang melibatkan teknologi canggih. Kegiatan dalam hal pembangunan ini bisa dilakukan dengan dua cara utama, yakni pribadi dan massal. Dalam proses pengerjaannya, proyek bangunan ataupun perumahan membutuhkan perencanaan wilayah yang cukup matang karena berhubungan dengan penyediaan berbagai fasilitas serta jaringan infrastruktur yang mencakup air bersih, listrik, jalanan, dan juga berbagi sarana lainnya. 2. Proyek Konstruksi Bangunan untuk Gedung Konstruksi bangunan ataupun gedung menjadi jenis pekerjaan proyek yang hingga saat ini banyak dilakukan dikarenakan lebih cenderung menekankan pada pertimbangan konstruksi. Berbagai pertimbangan dalam teknologi ini sifatnya lebih praktis dan penuh pertimbangan pada berbagai peraturan bangunan setempat. 3. Proyek Konstruksi Terhadap Teknik Sipil Jenis proyek ini dikenal dengan heavy engineering construction yang umumnya pemilik dari proyek ini adalah pihak pemerintah daerah yang berada di suatu kota ataupun kabupaten. Proses pengerjaan proyek teknologi konstruksi ini akan mencakup elemen desain, keuangan, dan pertimbangan hukum yang akan menjadi poin penting dalam memutuskan pertimbangan yang ada. Hal yang lebih penting lainnya adalah proyek konstruksi ini tidak mengambil keuntungan yang banyak karena harus lebih mengutamakan kepentingan rakyat. Umumnya, proyek ini lebih fokus pada proses penambahan infrastruktur lingkungan, seperti membuat jalur kereta api, bendungan, pertambangan, taman, dan berbagai hal lainnya. Proyek Konstruksi untuk Bangunan Industri Diperlukan keahlian khusus untuk pengerjaan proyek ini, khususnya dalam hal perencanaan yang berkaitan dengan desain dan juga konstruksi yang ada di dalamnya. Proyek ini masuk ke dalam bagian yang relatif lebih minim daripada industri konstruksi, tapi komponen yang ada di dalamnya sangat penting untuk perkembangan bangunan industri. Umumnya, yang menjadi pemimpin dalam jenis proyek yang satu ini adalah perusahaan kimia, minyak, atau perusahaan farmasi. Baca juga Algoritma Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi, dan berbagai jenisnya Kesimpulan Jadi, teknologi konstruksi sangat dibutuhkan dalam membuat perencanaan serta pembangunan sarana dan prasarana manusia. Berbagai jenis proyek konstruksi pun bisa kita lihat dari berbagai bidang. Dalam proses pembangunan ini tentunya diperlukan perencanaan yang baik, baik itu dari sisi desain ataupun dari sisi biaya, khususnya peralatan yang diperlukan saat kegiatan pembangunan berlangsung. Untuk itu, perusahaan harus bisa mengelola anggaran dananya dengan baik agar bisa mencatat laporan keuangan yang tepat dan rapi. Namun, mencatat laporan keuangan secara manual tentunya hanya akan menghabiskan banyak waktu, terlebih lagi dalam prosesnya pun akan sangat rentan terjadi kesalahan. Untuk itu, beralihlah dengan menggunakan software akuntansi dan bisnis dari Accurate Online. Kenapa? Karena Accurate Online mampu menyajikan lebih dari 200 jenis laporan keuangan secara otomatis, cepat, dan akurat. Sehingga, Anda bisa lebih fokus dalam perencanaan kegiatan konstruksi Anda. Selain itu, Accurate Online juga sudah dipercaya oleh lebih dari 300 ribu pebisnis di seluruh Indonesia karena mampu membantu mereka dalam menyederhanakan pengelolaan bisnis. Hal tersebut didukung dengan adanya berbagai modul dan fitur menarik dari Accurate Online, seperti fitur persediaan, penjualan, pembelian, manufaktur, dan masih banyak lagi. Penasaran? Anda bisa mencoba Accurate Online secara gratis selama 30 hari dengan klik banner di bawah ini. Penulis blog Accurate Online lulusan ilmu teknologi informasi yang menyukai dunia gadget, network, jaringan, big data, dan seluruh hal yang berkaitan tentang teknologi. Bagikan info ini ke temanmu! Related Posts Page load link
Daftar isiPengertian Teknologi KonstruksiPerkembangan Teknologi KonstruksiFungsi Teknologi KonstruksiManfaat Teknologi KonstruksiContoh Teknologi KonstruksiBeberapa tahun belakangan ini, pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan banyak dibangun di berbagai daerah. Baik jalan, jembatan maupun sarana dan prasarana lainnya merupakan hasil dari teknologi apakah yang dimaksud dengan teknologi konstruksi? Menurut Kemendikbud 2017, yang dimaksud dengan teknologi konstruksi adalah teknologi yang digunakan untuk membangun sarana dan konstruksi berbentuk ilmu terapan atau ilmu yang digabungkan dengan ilmu-ilmu lain untuk menyelesaikan masalah kehidupan Teknologi KonstruksiUntuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia di zaman dahulu hanya memanfaatkan apa yang telah disediakan oleh alam sebagai tempat tinggal, membangun jembatan, membuat jalan, serta sarana dan prasarana manusia memanfaatkan gua-gua yang berada di kaki gunung untuk dijadikan sebagai tempat tinggal seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mulai memanfaatkan apa yang telah disediakan oleh memanfaatkan batu,tanah, dan kayu menjadi bahan yang dapat digunakan untuk membuat infrastruktur dan ilmu pengetahuan dan teknologi terus mengalami perkembangan yang cukup pesat, teknologi konstruksi pun mengalami perkembangan yang tak kalah ini berdampak pada digunakannya bahan-bahan olahan hasil rekayasa dari alam maupun industri untuk membuat sarana dan tersebut dinggap memiliki kekuatan, keindahan, dan kepraktisan lebih tinggi dibandingkan dengan bahan-bahan dari sebagian besar masyarakat Indonesia yang tinggal di pedesaan memanfaatkan kayu untuk membuat ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat telah membuat masyarakat membuat rumah yang terbuat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat telah teknologi konstruksi menjadi semakin berkembang, tidak hanya terkait dengan bahan yang digunakan melainkan juga alat yang Teknologi KonstruksiTeknologi konstruksi memiliki beberapa fungsi yang disesuaikan dengan peruntukannya. Dengan demikian, fungsi teknologi konstruksi antara lain sebagai berlindung manusia dari berbagai macam cuaca. Contohnya adalah rumah, apartemen, kondotel, atau villa. Mendukung pekerjaan dan kegiatan manusia. Contohnya adalah gedung, kantor, lapangan, dan transportasi dan komunikasi. Contohnya adalah jalan, rel kereta, dan Teknologi KonstruksiManfaat utama teknologi konstruksi adalah untuk membangun sarana dan prasarana seperti konstruksi gedung, konstruksi teknik, dan konstruksi Teknologi KonstruksiBeberapa contoh teknologi konstruksi antara lain sebagai jalanKonstruksi jalan layangKonstruksi jembatanKonstruksi bangunan perkantoranKonstruksi bangunan perumahanKonstruksi bangunan gedungKonstruksi teknik sipil misalnya proyek pembangkit listrik
Teknologi konstruksi adalah istilah yang sudah tidak asing saat ini, khususnya bagi akademisi dan praktisi di bidang konstruksi. Dalam penggunaanya sering terjadi overlapping dengan istilah-istilah lain yang mirip seperti teknologi rekayasa, teknologi desain, atau bahkan teknologi manufaktur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah teknologi konstruksi yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek frase dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek frase. Studi literatur, metode hermeneutika, serta proses sintesis digunakan dalam studi ini dalam menghasilkan konsep teknologi konstruksi yang jelas dan robust. Selain diperoleh konsep teknologi konstruksi yang jelas, hasil dari studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian penting yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 1 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Teknologi Konstruksi Sebuah Analisis Arman Jayady1 1Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Program Studi Diploma IV Teknik Sipil Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Email ajayady Abstrak Teknologi konstruksi adalah istilah yang sudah tidak asing saat ini, khususnya bagi akademisi dan praktisi di bidang konstruksi. Dalam penggunaanya sering terjadi overlapping dengan istilah-istilah lain yang mirip seperti teknologi rekayasa, teknologi desain, atau bahkan teknologi manufaktur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah teknologi konstruksi yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek frase dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek frase. Studi literatur, metode hermeneutika, serta proses sintesis digunakan dalam studi ini dalam menghasilkan konsep teknologi konstruksi yang jelas dan robust. Selain diperoleh konsep teknologi konstruksi yang jelas, hasil dari studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian penting yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi. Kata kunci Teknologi konstruksi, Teknologi proses konstruksi, Teknologi produk konstruksi, dan Teknologi manajemen konstruksi 1. Pendahuluan Istilah teknologi konstruksi tekon sangat sering didengar dalam dunia konstruksi. Secara umum. Istilah tersebut biasanya dilekatkan dengan segala hal yang bersifat advanced, sophistecated, atau yang memiliki unsur kebaruan dalam dunia konstruksi yang mendukung efisiensi, kualitas, serta daya saing baik dari sisi produk maupun proses. Hal tersebut memberi beragam pengertian terkait tekon, sehingga dalam diskusi-diskusi ilmiah sering terjadi overlapping pemahaman dengan istilah-istilah lain yang berdekatan, seperti teknologi rekayasa engineering technology, teknologi desain design technology, atau bahkan teknologi manufaktur manufacture technology yang menghasilkan material konstruksi jadi atau setengah jadi intermediate-product. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan studi sehubungan konsep tekon. Studi ini bertujuan untuk menganalisis istilah tekon yang dimulai dari pemahaman teknologi sebagai subjek dari frase tekon dan juga pemahaman konstruksi sebagai objek dari frase tekon. Paper ini terdiri atas empat bagian utama yaitu, pertama adalah pendahulan yang menjelaskan urgensi serta tujuan utama dari penelitian ini. Bagian kedua adalah metode, yang menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya, bagian ketiga adalah pembahasan konsep teknologi konstruksi. Terdapat tiga bagian utama yang dibahas pada bagian ketiga tersebut, yaitu pembahasan tentang konsep teknologi, konsep konstruksi, dan konsep teknologi konstruksi. Pada bagian ke empat atau bagian terakhir dari paper ini adalah berisi tentang diskusi dari penelitian ini yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam penelitian-penelitian lanjutan. 2. Metode Studi literatur digunakan dalam kajian ini dalam upaya mengeksplorasi konsep-konsep sebelumnya tentang tekon, baik pada masa klasik maupun mutakhir. Pendekatan eksploratif dapat digunakan dalam sebuah penelitian bila mana informasi atau pengetahuan sehubungan subjek riset yang akan diteliti tersebut masih sangat terbatas Jayady, dkk., 2013; Jayady, 2017; Zulfiar dkk., 2018. Metode hermeneutika Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 2 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong digunakan dalam analisis yang bertujuan untuk mencari makna implisit dari tiap definisi yang dikaji. Selain kedua metode tersebut, metode sintesis juga digunakan dalam mengelaborasi konsep sehingga menghasilkan konsep yang lengkap dari sisi ilmiah maupun praktis. Studi ini diharapkan dapat memberikan kejelasan sehubungan makna dari frase teknologi konstruksi. 3. Pembahasan Penjelasan konsep teknologi konstruksi tekon secara lengkap tidak dapat diperoleh tanpa mengkaji dari setiap kata elemen dari frase tersebut. Sehingga pada bagian ini, kajian dibagi menjadi tiga bagian yaitu konsep teknologi, konsep konstruksi, dan konsep teknologi konstruksi. Bagian pertama akan diuraikan berbagai definisi sehubungan kata teknologi, yang selanjutnya dengan metode hermeneutika akan ditarik makna yang terkandung implisit yang bersifat generik dan substansif dari berbagai definisi tersebut. Hal yang sama juga dilakukan pada konsep konstruksi yang merupakan objek frase. Sehingga pada bagian konsep teknologi konstruksi diharapakan diperoleh makna tekon yang jelas dan robust. Konsep Teknologi Konsep Teknologi â Umum Istilah teknologi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani Greek yaitu techne dan logos. Aristoteles mengklasifikasi techne sebagai bagian dari knowledge yang bermakna know-how OECD, 2000. Secara khusus Egmond 2012 memaknai techne sebagai know-how yang diperlukan untuk membuat sesuatu. Oleh Garud 1997 know-how adalah knowledge yang digunakan untuk merancang design atau memproduksi manufacture sesuatu. Know-how merepresentasikan generative processes Garud, 1997. Sehingga know-how dapat diartikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif-praktis. Sedangkan logos dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai logic bermakna prosedur yang bersifat logis Halpin dan Senior, 2011. Secara lebih jelas logis dapat dimaknai sebagai sistematis. Sehingga teknologi secara generik dapat didefinisikan sebagai knowledge yang bersifat aplikatif-praktis serta sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia. Box 1. Definisi teknologi secara umum Grosse 1996 yang dikutip dari Osabutey dkk. 2014 membagi teknologi menjadi tiga bagian yaitu 1. Teknologi Proses 2. Teknologi Produk 3. Teknologi Manajemen Bagian berikut selanjutnya diuraikan sehubungan teknologi proses, teknologi produk, dan teknologi manajemen. Konsep Teknologi Proses Era tahun 1950-an istilah teknologi sering dikaitkan dengan industri manufaktur yang diartikan sebagai teknik-teknik yang digunakan dalam sistem atau proses produksi di pabrik Orlikowski, 1992. Dalam perkembangannya pendefinisian terus dilakukan oleh para pakar sebagai upaya untuk memperoleh kejelasan dari makna dari teknologi tersebut. Paragraf berikut akan diuraikan beberapa definisi pakar sehubungan teknologi dalam konteks proses. Menurut Jantsch 1967 Jafarieh, 2001, teknologi adalah aplikasi yang memberi manfaat dari sains fisik, sains hayat, serta sains perilaku. Thompson 1967 Jafarieh, 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah desain instrumental action untuk mereduksi ketidakpastian pada sebab-akibat outcome dan harapan. Schon 1967 Jafarieh, 2001 teknologi adalah metode kerja atau metode membuat oleh kemampuan manusia secara luas. Galbraith 1967 Jafarieh, 2001 menjelaskan teknologi adalah aplikasi sistematis dari sains atau organized-knowledge untuk menjalankan tugas atau memecahkan masalah-masalah yang bersifat praktis. Menurut Peno and Wallender 1977 Jafarieh, 2001 teknologi adalah knowledge yang melekat pada produk, proses, formula, dan teknik yang diperlukan untuk mengelola operasi. Menurut Barquin 1981 Jafarieh, 2001 teknologi adalah serangkaian dari disiplin-disiplin, metode-metode, teknik-teknik, dan instrumen pendukung, yang digunakan dalam make-up proses dalam menghasilkan produk tangible terbaik. Dahlman Teknologi adalah knowledge yang bersifat aplikatif-praktis dan sistematis yang berguna dalam memenuhi kebutuhan manusia Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 3 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong 1981 Jafarieh, 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah kumpulan dari proses-proses fisik dalam mentransformasikan input menjadi output. Definisi yang bersifat makro juga disampaikan oleh Evans 1984 Jafarieh, 2001 yang menjelaskan bahwa teknologi adalah upaya manusia untuk merubah atau mempengaruhi lingkungannya. Dosi 1984 Jafarieh, 2001 mendefinisikan teknologi sebagai serangkaian segemen-segmen knowledge yang secara langsung mengandung praktek dan theoretical know-how, prosedur, pengalaman sukses, yang tidak hanya berwujud hardware tetapi juga dapat terdiri atas knowledge teknis dan skill dari partisipan dalam suatu organisasi. UNCTAD 2001 menjelaskan bahwa teknologi adalah knowledge sistematis yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, aplikasi sebuah proses, atau untuk menjalankan jasa services, dan meliputi segala sesuatu yang terkait dengan manajerial dan teknik marketing. Jafarieh 2001 mendefinisikan teknologi sebagai segala cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat manusia dengan menggunakan teknik yang sistematis. Secara lebih tegas, Halpin dan Senior 2011 memaknai techne sebagai metode atau teknik. Berdasarkan uraian definisi di atas, nampak bahwa beberapa definisi merupakan perulangan dari definisi-definisi sebelumnya yang disampaikan dengan redaksi yang berbeda atau menggunakan kata yang berbeda namun berpadanan dengan kata pada definisi lainnya. Istilah atau frase yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas, seperti aplikasi Jantsch 1967 dikutip dari Jafarieh, 2001; OECD, 2000, instrumental action Thompson 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, metode kerja dan metode membuat Schon 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, aplikasi sistematis dan organized-knowledge Galbraith 1967 dikutip dari Jafarieh 2001, teknik pengelolaan operasi Peno and Wallender 1977 dikutip dari Jafarieh 2001, mentransformasikan Dahlman and Westphal 1981 dikutip dari Jafarieh 2001, upaya manusia Evans 1984 dikutip dari Jafarieh 2001, kesemuanya secara implisit bermakna know-how, yang dalam konteks proses dapat diartikan sebagai metode atau teknik dalam menghasilkan produk atau mengoperasikan layanan jasa. Sehingga substansi dari teknologi pada konteks proses adalah metode atau teknik. Box 2. Substansi teknologi pada konteks proses Sehingga teknologi dalam konteks proses atau teknologi proses dapat dikonsepkan sebagai Box 3. Konsep teknologi proses Metode atau teknik pada mulanya hanyalah sebuah explicit knowledge yang berwujud konsep, dan belum dapat memberi manfaat value pada suatu proses bila tidak didukung oleh komponen lain. Oleh Egmond 2012 komponen pendukung dari teknologi dalam konteks proses adalah technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Gambar 1. berikut mendeskripsikan teknologi proses beserta keempat elemen pandukungnya. Gambar 1. Deskripsi teknologi proses beserta keempat elemen pandukungnya Konsep Teknologi Produk Menurut Egmond 2012, teknologi dalam perspektif sistem produksi selain sebagai teknologi dalam konteks proses atau teknologi proses, juga terwujud dalam teknologi dalam konteks produk atau teknologi produk. Teknologi produk adalah knowledge dan skill yang melekat pada keluaran proses produksi yang diperlukan bermanfaat bagi pengguna Egmond, 2012. Egmond 2012 mendeskripsikan knowledge serta skill yang melekat pada produk bangunan seperti pada Gambar 2. Substansi teknologi pada konteks proses Metode atau Teknik Teknologi Proses metode atau teknik dalam menghasilkan produk atau mengoperasikan layanan jasa Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 4 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Gambar 2. Deskripsi teknologi produk sumber Egmond, 2012 Berdasarkan deskripsi knowledge serta skill yang melekat pada produk seperti pada Gambar 2, knowledge atau skill tersebut bukanlah lagi sebagai know-how substansi teknologi, namun oleh Garud 1997 disebut sebagai knowledge know-what, yaitu knowledge tentang konfigurasi suatu sistem. Namun, knowledge dan skill know-how yang melekat pada suatu produk pada hakekatnya telah terwujud dalam karakteristik serta fitur bernilai pada produk tersebut. Sehingga substansi pada teknologi produk adalah karakteristik dan fitur bernilai yang melekat pada suatu produk. Dengan demikian teknologi pada konteks produk atau teknologi produk dapat diartikan sebagai karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna produk tersebut. Box 4. Substansi teknologi produk Box 5. Konsep teknologi produk Konsep Teknologi Manajemen Menurut Grosse 1996 yang dikutip dari Osabutey dkk. 2014 teknologi manajemen didefinisikan sebagai knowledge atau keberadaan skill manajerial dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Meski Gross menggunakan istilah knowledge atau skill manajerial, namun secara implisit knowledge atau skill manajerial yang dimaksud bukanlah know-why episteme, tetapi know-how techne yang umumnya dikenal sebagai metode atau teknik. Seperti halnya pada teknologi proses. Pada teknologi manajemen juga melibatkan empat komponen utama pendukung yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Sehingga teknologi manajemen dapat dikonsepkan sebagai metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Box 6. Konsep teknologi manajemen Gambar 3 di bawah ini adalah deskripsi dari teknologi manajemen. Proses bisnis seperti yang dimaksudkan pada Gambar 3 adalah juga meliputi teknologi proses. Gambar 3. Deskripsi teknologi manajemen Substansi teknologi produk karakteristik dan fitur bernilai yang melekat pada suatu produk Konsep teknologi produk karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna Konsep teknologi manajemen metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis pada suatu perusahaan dalam berkompetisi, yang mana metode dan teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 5 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Konsep Konstruksi Secara umum konstruksi dapat diinterpretasi dalam empat level, yaitu sebagai aktivitas di lapangan level satu, sebagai konperehensif siklus proyek level dua, sebagai segala hal yang berhubungan dengan bisnis konstruksi level tiga, dan sebagai proses secara luas dalam mengkreasi hunian manusia level empat Du Plessis, 2007. Berdasarkan keempat interpretasi di atas, maka dalam pendefinisian segala sesuatu yang berhubungan dengan konstruksi, baik dalam diskusi ilmiah maupun paper ilmiah sering terjadi multi-tafsir. Dalam konteks studi ini, konstruksi sebagai frase dari teknologi konstruksi adalah penting dilakukan pembatasan, karena konstruksi dalam frase tekon juga berfungsi sebagai delimitasi cakupan teknologi itu sendiri. Menurut Du Plessis 2007, secara umum konstruksi dimaknai sebagai aktivitas di lapangan dalam merealisasikan bangunan. Halpin dan Senior 2011 dalam menjelaskan tekon, juga mendelimitasi konstruksi sebagai aktifitas di lapangan dalam merealisasikan pekerjaan fisik. Demikian juga halnya dengan Egmond 1999 melalui ilustrasinya sehubungan teknologi proses lihat Gambar 4 menunjukkan bahwa konstruksi yang dimaksud Egmond 1999 adalah aktfitas di lapangan aktifitas proses dari teknologi. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya raw material dan produk setengah jadi intermediate sebagai bahan input pada ilustrasi Egmond 1999 lihat Gambar 4. Sehingga konstruksi yang dimaksud dalam studi ini adalah aktfitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik bangunan yang didesain sebelumnya. Gambar 4. Deskripsi konstruksi menurut Egmond 2012 Box 7. Konsep konstruksi Penjelasan tersebut di atas juga menunjukkan bahwa terjadi pemisahan makna antara teknologi konstruksi dan teknologi desain nantinya. Konsep Teknologi Konstruksi Bila mengacu pada Egmond 1999, maka teknologi konstruksi terdiri atas teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi. Namun, bila berdasarkan uraian konsep teknologi dan konsep konstruksi seperti yang diuraikan sebelumnya maka, teknologi konstruksi terdiri atas 1. Teknologi proses konstruksi 2. Teknologi produk konstruksi 3. Teknologi manajemen konstruksi Box 8. Pembagian teknologi konstruksi tekon Konsep Teknologi Proses Konstruksi Bila mengacu pada uraian konsep teknologi proses dan uraian konsep konstruksi maka konsep teknologi proses konstruksi dapat diformulasikan seperti ditunjukkan pada Box 9 berikut Box 9. Konsep teknologi proses konstruksi Konsep konstruksi Aktifitas di lapangan dalam merealisasikan secara fisik dari bangunan yang didesain sebelumnya Teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian utama yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen konstruksi Konsep Teknologi proses konstruksi adalah metode atau teknik yang dilakukan di lapangan dalam merealisasikan produk teknologi konstruksi, yang mana metode atau teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 6 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Gambar 5 berikut merupakan deskripsi dari konsep teknologi proses konstruksi. Gambar 5. Deskripsi teknologi proses konstruksi Konsep Teknologi Produk Konstruksi Bila mengacu pada uraian konsep teknologi produk dan uraian konsep konstruksi maka konsep teknologi produk konstruksi dapat diformulasikan seperti ditunjukkan pada Box 10 berikut Box 10. Konsep teknologi produk konstruksi Hubungan teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Deskripsi hubungan teknologi proses konstruksi dan teknologi produk konstruksi Konsep Teknologi Manajemen Konstruksi Dalam memformulasikan konsep teknologi manajemen konstruksi, maka konsep konstruksi tidak terbatas hanya pada aktifitas lapangan, seperti yang dimaksud Du Plessis 2007 sebagai interpretasi level satu pada konsruksi. Namun dalam konteks ini, dapat digunakan interpretasi level tiga dari konstruksi yaitu segala hal yang berhubungan dengan bisnis konstruksi. Hal tersebut dikarenakan dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Sehingga, bila mengacu pada uraian konsep teknologi manajemen dan pemahaman konstruksi pada level tiga menurut Du Plessis 2007, maka konsep teknologi manajemen konstruksi dapat diformulasikan seperti pada Box 11 berikut Box 11. Konsep teknologi manajemen konstruksi Gambar 7 di bawah ini adalah deskripsi dari teknologi manajemen konstruksi. Proses bisnis konstruksi seperti yang dimaksudkan pada Gambar 7 adalah juga meliputi teknologi proses konstruksi. Gambar 7. Deskripsi teknologi manajemen konstruksi 4. Kesimpulan Teknologi konstruksi terdiri atas tiga bagian, yaitu teknologi proses konstruksi, teknologi produk konstruksi, dan teknologi manajemen Konsep Teknologi produk konstruksi adalah karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk konstruksi termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna Konsep teknologi manajemen konstruksi metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis konstruksi pada suatu perusahaan dalam berkompetisi, yang mana metode dan teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 7 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong konstruksi. Kata konstruksi yang melekat pada frase teknologi proses konstruksi, bermakna aktifitas di lapangan dalam merealisasikan fisik bangunan, yang juga sekaligus mendelimitasi cakupan teknologi yang digunakan, sehinga konsep teknologi proses konstruksi pada studi ini adalah metode atau teknik yang dilakukan di lapangan dalam merealisasikan produk teknologi konstruksi, yang mana metode atau teknik tersebut didukung oleh empat komponen utama yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Hasil analisis pada studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa konsep teknologi produk konstruksi adalah karakteristik dan keseluruhan fitur bernilai pada suatu produk konstruksi termasuk elemen penyusun yang dapat memberi manfaat lebih bagi pengguna. Sehingga setiap bangunan yang memiliki karakteristik dan fitur yang bernilai bagi pengguna output teknologi proses konstruksi disebut juga sebagai teknologi produk konstruksi. Pemahaman ini juga meliputi komponen penyusun bangunan yang memiliki ciri karakteristik dan fitur yang bernilai. Pada studi ini juga diperoleh kejelasan bahwa konsep teknologi manajemen konstruksi adalah metode atau teknik dalam pengelolaan sumber daya secara efektif yang digunakan dalam operasi bisnis konstruksi pada suatu perusahaan dalam berkompetisi. Metode dan teknik yang dimaksud adalah terdiri dari empat komponen utama, yaitu technoware equipment, tools, dan machines, humanware manpower, infoware documented facts, orgaware organizational framework. Kata konstruksi untuk frase teknologi manajemen konstruksi bermakna segala hal yang berhubungan dengan konstruksi. Hal tersebut dikarenakan, dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Daftar Pustaka Du Plessis, C. 2007 A Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journal, 25, p. 67-76. Egmond, 2012 Construction technology development and innovation, dalam Ofori G., ed., new perspective on construction in developing countries, 388 hal., Spon Press, London & New York. Garud, R. 1997 On the distinction know why - know how - and know why, Advances Strategic Management, JAI Press., 14, 81 â 101. Halpin, D. W., dan Senior, B. A. 2011 Construction management, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, â 16. Jafarieh, H. 2001 Technology transfer to developing countries a qualitative approach, Doctoral Dissertation, Univerisity of Salford Iran, p. 11â13. Jayady, A. 2017. âJoint Operation dalam Studi Kualitatifâ, Jurnal Karkasa, Vol. Politeknik Katolik Saint Paul Sorong, Indonesia. Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2017. âModel Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi Lokalâ, Disertasi Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung ITB, Bandung, Indonesia. Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. âPerkembangan Joint Operation di Indonesiaâ, Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil IX, Institut Teknologi Sepuluh November â Surabaya, 9 February 2013 Jayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. âA Study of Joint Operation Scheme in Indonesiaâ, Prosiding The 6TH Civil Engineering Confrence in The Asian Region, 20-22 Agustus 2013. OECD. 2000 Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications service, france, Orlikowski, W. J. 1992 The duality of technlogy rethingking of technology in organizations, Organization Science, 33, 398 â 427. Osabutey, E. L. C., Williams, K. dan Debrah, A. Y. 2014 The potential for technology and knowledge transfers between foreign and local Firms A study of the construction industry in Ghana, Journal of World Business. 494, 560â571. UNCTAD 2001 Transfer of technology, United Nation Conference on Trade and Development, UN, New York and Geneva, Jurnal Karkasa 2018, ISSN 2580-7595 8 Politeknik Katolik Saint Paul Sorong Zulfiar, Jayady, A., dan Saputra, 2018. âKerentanan Bangunan Rumah Cagar Budaya Terhadap Gempa di Yogyakartaâ, Jurnal Karkasa, Vol. Politeknik Katolik Saint Paul Sorong, Indonesia. PPenelitian ini didukung oleh divisi penelitian dan pengembangan Litbang Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional LPJKN beserta tim ahli dari Institut Teknologi Bandung ITB ... Technology is applied-practical and systematic knowledge that is useful in meeting human needs [46]. Technology contains all processes that carried out in an effort to realize something rationally [47]. ...This study aims to analyse the Key Success Factors KSFs of e-learning implementation, so that e-learning can work well and provide maximum benefits for learning activities process in higher education. The method used in this research is begin from investigate the determinant factors based on the results of literature studies and survey techniques. To obtain a more in-depth analysis, then the factors are weighted using the Multi-Attribute Utility Theory MAUT method. The results showed that the determinant factors that need to be used as the main consideration in the implementation of e-learning at higher education are organizational factors, technology, and human resources. The dominant factor that needs attention in realizing the effectiveness of the implementation of e-learning in higher education is the organizational aspect which is realized in the form of creating a work culture and setting policies that are binding on the academic community to carry out e-learning.... The utilization of information technology used to help human performance in completing its work [23], [24]. Technology can define as the systematic application of science or organized knowledge to carry out tasks or solve practical problems [25], [26]. Referring to the concept of technology, the ease of use is a condition and the nature of technology. ... Mahmud MahmudThe use of information technology as a tool to support higher education activities becomes a necessity that cannot be separated from the management and governance of higher education. The purpose of this study is to measure the degree of acceptance of information technology implementation in tertiary institutions. The methodology used in this study uses a mix-method approach using a modified Technology Acceptance Model TAM framework. The variables examined in this study were perceived usefulness, perceived ease of use, behaviour intention to use, and actual system use. The respondents of this study consisted of 214 lecturers working at UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Data is processed using the Structural Equation Model SEM approach to analyse the causal relationships between the variables studied. The results showed that partially or simultaneously perceived usefulness, perceived ease of use, and behavioural intention to use positively and significantly influence the increase in actual system use. To increase the use of information technology in tertiary institutions, this study recommends the agenda of activities that increase perceptions of the ease, benefits, and interests of implementing information systems that can be carried out by providing useful information system facilities, socialization, training, and habituation. © 2020, World Academy of Research in Science and Engineering. All rights tectonics is the result of interactions between architecture and nature and architecture with humans that produce aesthetics. The technological elements in architectural tectonics are structure and construction, details and connections as well as ornamentation. Ghumah Baghi is a result of the Basemah tribe culture in the Bukit Barisan plateau of the Central Part of Sumatra, the Basemah plateau covers the area of Pagaralam City and Lahat Regency. The potential of architectural tectonics is Ghumah Baghi's reflected in the simplicity of the architectural appearance and connections as well as the honesty of materials, construction components. This research method is a qualitative method with an exploratory approach to identify technological elements in architectural tectonics Ghumah Baghi's. The results of the identification of the architectural technology elements of Ghumah Baghi show that the ghumah baghi structural system is a knock-down structure and has a high level of adaptation to earthquakes. The potential of tectonics is reflected in the honesty and simplicity of materials, connections and structural systems, which produce a balanced, harmonious and hierarchical composition. The technological element in Ghumah baghi is the building of architecture through ornamentation of structural components, the structure is ornamentation and the structure is architectureIris Mahani Rizal Z TaminBerdasarkan Permen PU PR tahun 2017 tentang Tatacara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Untuk Pengusahaan Jalan Tol, salah satu bentuk dukungan pemerintah untuk meningkatkan kelayakan finansial pada investasi jalan tol adalah dengan membangunkan sebagian konstruksi. Dukungan ini sudah diimplementasikan pada beberapa ruas jalan tol diantaranya Cileunyi-Sumedang-Dawuan, Solo-Ngawi-Kertosono, Manado-Bitung, Balikpapan â Samarinda dll. Dalam pemberian dukungan tersebut tentu pemerintah dan badan usaha akan menghadapi risiko-risiko. Risiko ârisiko tersebut perlu diketahui untuk dilakukan mitigasi pada risiko-risiko yang besar. Pada studi ini dilakukan identifikasi risiko secara kualitatif berdasarkan tahapan proses pemberiannya. Identifikasi dilakukan atas dasar studi literatur kemudian dilakukan validasi berdasarkan wawancara untuk menentukan risiko-risko yang kemungkinan besar akan terjadi. Berdasarkan hasil kajian diketahui risiko yang kemungkinan akan besar terjadi adalah ketersediaan anggaran yang terbatas sementara kebutuhan dukungan untuk investasi jalan tol akan sangat besar, proses pengajuan penjaminan akan memerlukan waktu proses yang lama, risiko peserta lelang sedikit, risiko keterlambatan konstruksi oleh pemerintah maupun badan usaha, risiko perbedaan kualitas untuk yang dibangun oleh pemerintah dan badan usaha, dan risiko timbulnya biaya evaluasi bagi badan usaha atas pekerjaan yang dilakukan phenomena has clearly shown the significant growth of Joint Operation JO as a scheme of partnerhip between construction companies in Indonesia. This is apparent from several large-scale infrastructure projects such as transportation, communications, water supply, spatial planning, and energy, which are generally implemented within a joint operation scheme. Joint operation was first introduced in Indonesia through regulation of Minister of Public Works in 1991. According to this regulation, joint operation is defined as a form of business cooperation between foreign construction company and local construction company, which are temporary and not forming a new legal entity in Indonesia, which has the same characteristics with the joint venture project in overseas. The regulations obligate the foreign construction company to collaborate with local construction company through joint operation scheme in performing their project in Indonesia. The objective of the regulation is to encourage the national economy and to improve the internal capacity of local construction company, especially in transfer of knowledge through joint operation. More than two decades has elapsed since joint operation has been implemented in Indonesia, but until now, no adequate clarity of what and how joint operation was implemented. Literature studies, interviews, case study, and data collection of the relevant institution in this research are aimed in order to obtain a description of trends and scheme of joint operation that have been implemented in Indonesia. This study is also a part of an integral research regarding the effectiveness of joint operation in the transfer of knowledge on infrastructure projects in Indonesia. The results of this study show a significant trend in recent years regarding the growth of foreign companies presence in Indonesia and its relation to infrastructure projects organized by joint operation scheme. From the case study result's, one type of the joint operation scheme which have been implemented between foreign construction company with local construction company in performing their projects in Indonesia, will be explained corporations MNCs and other foreign firms can be conduits for technology and knowledge T&K transfer to host countries in the developing world. Most of the existing research focuses on T&K transfers through FDI and are drawn from Asia not Sub-Saharan Africa SSA, although SSA is increasingly receiving foreign investment. There is a paucity of research that gives insights into project-level T&K transfer issues in SSA countries. Using the Ghanaian construction industry as an empirical focus, this article explores T&K transfer potential. The findings reveal significant weaknesses in T&K transfer across industry subsectors and between foreign and local firms. This arises from the potentially complementary but dissimilar resource and knowledge bases. The weaknesses are compounded by the absence of coherent government T&K development Heri Zulfiar Arman JayadyNurwidi Rukmono Jati SaputraYogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat risiko bencana gempa yang tinggi. Jenis bangunan yang memiliki tingkat resiko tinggi yaitu bangunan cagar budaya atau rumah hunian yang memiliki nilai sejarah yang banyak terdapat di Yogyakarta, salah satunya bangunan yang terletak di daerah nDalem Pujokusuman, jalan Brigjen Katamso dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat resiko bangunan cagar budaya rentan terhadap gempa dan mampu menganalisis tingkat kerusakan bangunan dan mengetahui faktor penyebab bangunan cagar budaya rentan terhadap gempa dengan menggunakan metode rapid visual screening berdasarkan FEMA P-154 tahun penelitian menunjukan bahwa bangunan cagar budaya non-engineered dan hunian yang berada pada daerah rawan gempa nDalem Pujokusuman Yogyakarta rentan terhadap gempa dan berpotensi roboh sebesar 63% dari seluruh bangunan jika terjadi gempa bumi. Faktor yang menyebabkan bangunan rentan terhadap gempa adalah basic score pada type bangunan, plan irregularity, vertical irregularity, belum adanya acuan pembangunan atau code, dan perawatan bangunan pada bangunan cagar budaya non-engineered. Arman JayadyFormasi joint operation JO antara perusahaan jasa konstruksi asing dan perusahaan jasa konstruksi lokal bukanlah bentuk kemitraan yang baru di Indonesia. JO telah diimplementasi di Indonesia melalui regulasi pemerintah sejak tahun 1991. Melalui formasi JO perusahaan jasa konstruksi lokal diharapkan mampu meningkatkan kapasitas internalnya sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan jasa konstruksi lokal baik pada pasar domestik maupun global. Data yang dihimpun dari sumber terkait menunjukkan bahwa adanya tren peningkatan proyek konstruksi yang diselenggarakan melalui formasi JO di Indonesia. Hampir tiga dekade JO diimplementasi, namun hingga kini belum diperoleh kejelasan terhadap varian JO yang ada di Indonesia. Untuk memenuhi kuriositas tersebut, penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengeksplorasi varian JO dan karakteristiknya di Indonesia. Studi kualitatif dengan wawancara semi-terstruktur face to face dilakukan dalam penelitian ini dengan melibatkan beberapa praktisi berpengalaman dan berkompeten sehubungan JO di Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa teridentifikasi dua varian JO bila ditinjau dari perspektif pengendalian proyek dan tiga varian JO bila ditinjau dari perspektif pengelolaan modal Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi LokalA JayadyK S PribadiM AbduhS N BahagiaJayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2017. "Model Penilaian Keberhasilan Transfer of Knowledge pada Joint Operation antara Perusahaan Jasa Konstruksi Asing dan Perusahaan Jasa Konstruksi Lokal", Disertasi Doktor, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung ITB, Bandung, Joint Operation di IndonesiaA JayadyK S PribadiM AbduhS N BahagiaJayady, A., Pribadi, Abduh, M., & Bahagia, 2013. "Perkembangan Joint Operation di Indonesia", Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil IX, Institut Teknologi Sepuluh November -Surabaya, 9 February 2013Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications serviceOecdW J OrlikowskiOECD. 2000 Knowledge management in the learning society-education and skill, OECD publications service, france, Orlikowski, W. J. 1992 The duality of technlogy rethingking of technology in organizations, Organization Science, 33, 398 2001 Transfer of technology, United Nation Conference on Trade and Development, UN, New York and Geneva, Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journalHal Tersebut DikarenakanHal tersebut dikarenakan, dalam menjalankan operasi bisnis konstruksi, manajer eksekutif terhubung dengan stakeholder secara luas yang terkait dengan bisnis konstruksi. Daftar Pustaka Du Plessis, C. 2007 A Stratetegic framework for sustainable construction in developing countries, construction management and economic journal, 25, p. 67-76.
berikut hasil akhir dari teknologi konstruksi kecuali